Teori
Kepribadian Sehat menurut Aliran Humanistik, Psikoanalisa, Behavioristik
A. Kepribadian Sehat Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah gerakan
besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan konstribusi
dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl
Rogers.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat,
individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya
sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada
masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang
baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan
diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati
nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan
nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik,
manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa
lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus
berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial
menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat
manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas
manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya,
untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga
memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai
kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
B. Perbedaan kepribadian sehat menurut
aliran Psikoanalisa, Behaviorisme dan Humanistik
1. PSIKOANALISA
Aliran psikoanalisa melihat manusia dari sisi
negatif, alam bawah sadar (id, ego, super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini
juga mengabaikan potensi yang dimiliki oleh manusia, selain itu juga
berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang berkeinginan (homo volens).Dalam
pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun
yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya.
Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya memberi kepada
kita sisi yang sakit dari kodrat manusia, karana hanya berpusat pada tingkah
laku yang neuritis dan psikotis. Aliran ini mempelajari kepribadian yang
terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat; atau kebribadian yang
paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang paling baik. Jadi, aliran ini
memberi gambaran pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai
korban dari tekanan-tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar
kepribadian manusia sudah terbentuk pada usia lima tahun. Freud membagi
struktur kepribadian dalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku
seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan
sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting agresif yang
menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada prinsip kesenangan. Ego sebagai
sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip
realitas. Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan
norma di masyarakat mengenai baik-buruk atau benar-salah. Superego berfungsi
untuk merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan sifat agresif, juga
mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik,
serta mengejar kesempurnaan.
Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah
pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari
kenikmatan. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku
neurosis. Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada
perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku.
2. BEHAVIORISME
Aliran behaviorisme memperlakukan manusia sebagai
mesin, yaitu di dalam suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut
cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris, individu
digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan ditentukan
sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup, berkreativitas,
seperti alat pengatur panas. Jadi, manusia dilihat oleh para behavioris sebagai
orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus
dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
Behaviorisme menekankan perspektif psikologi pada
tingkah laku manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku
baru, menjadi lebih terampil, dan menjadi lebih mengetahui. Behaviorisme
memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan,
pengalaman, dan pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi
Behaviorisme adalah mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai
introspeksi dan evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada
ranah kesadaran.
Hakikat aliran Behaviorisme adalah teori belajar,
bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi
lebih tahu. Kepribadian dapat dipahami dengan mempertimbangkan perkembangan
tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan lingkungannya. Menurut
B.F. Skinner, cara efektif untuk mengubah dan mengontrol tingkah laku adalah
dengan melakukan penguatan (reinforcement) dan pemberian hukuman (punishment).
Jadi, yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalam tingkah laku
sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan
kebiasaan dalam individu.
3. HUMANISTIK
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat,
individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya
sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada
masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang
baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Ciri dari kepribadian sehat adalah mengatualisasikan
diri, bukan respon pasif buatan atau individu yang terimajinasikan oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki hati
nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang menjadi
kebutuhannya. Humanistik menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan
nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri. Bagi ahli-ahli psikologi humanistik,
manusia jauh lebih banyak memiliki potensi. Manusia harus dapat mengatasi masa
lampau, kodrat biologis, dan ciri-ciri lingkungan. Manusia juga harus
berkembang dan tumbuh melampaui kekuatan-kekuatan negatif yang secara potensial
menghambat.
Gambaran ahli psikologi humanistik tentang kodrat
manusia adalah optimis dan penuh harapan. Mereka percaya terhadap kapasitas
manusia untuk memperluas, memperkaya, mengembangkan, dan memenuhi dirinya,
untuk menjadi semuanya menurut kemampuan yang ada. Aliran Humanistik juga
memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan
rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal.
Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai
kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Teori Kepribadian Menurut Allport
Allport lebih optimis tentang kodrat manusia
daripada Freud, dan ia memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap
manusia dan sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanak.
Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori
Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk
yang baik dan penuh harapan. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya
merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasaan
dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi
yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan
cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang
dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau
kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Allport percaya
bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting
pada tingkah laku orang-orang dewasa yang neurotis.
Kepribadian-kepribadian yang matang juga tidak
dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik pada masa kanak-kanak. Orang-orang
neurotis terikat pada pengalaman masa kanak-kanak tetapi orang yang sehat bebas
dari paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan
oleh masa sekarang dan intensi-intensi dan antisipasi kearah masa depan.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan
kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini
yang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport
antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam
membentuk identitas diri kita.
Dalam teori, Allport juga memandang bahwa kesehatan
psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan
bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan
dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus
akan variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan baru. Mereka tidak suka akan
hal-hal yang rutin dan mereka mencari pengalaman-pengalaman baru, semuanya ini
menghasilkan tegangan. Akan tetapi Allport percaya bahwa hanya melalui
pengalaman-pengalaman dan resiko-resiko yang menimbulkan tegangan ini, manusia dapat
bertumbuh. Dalam pandangan Allport, ia yakin bahwa kepribadian yang sehat tidak
perlu menjadi orang yang bersenang-senang dan bahagia secara jasmani dan
rohani, tetapi kita harus mengembangkan suatu motif yang baru untuk
menggantikan motif yang lama supaya kepribadian tetap sehat.
Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau
fungsi ego yang telah dijelaskan disebut dengan fungsi proprium dari
kepribadian. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik
bagi seseorang. Fungsi-fungsi ini termasuk :
1. Perasaan jasmaniah yakni kita tidak dilahirkan
dengan suatu perasaan tentang diri, contohnya bayi tidak dapat membedakan
antara “diri” dengan dunia sekitarnya namun lambat laun dengan makin banyaknya
kompleksnya belajar dan pengalaman-pengalaman perceptual maka bayi itu akan
dapat membedakan antara “diri” dengan dunia sekitarnya.
2. Identitas diri yakni anak mulai sadar akan
identitasnya yang berlangsung terus sebagai orang yang terpisah dan anak mulai
mempelajari namanya. Menurut Allport, segi yang sangat penting dalam sebuah
identitas yaitu sebuah nama. Nama menjadi lambang dari kehidupan seseorang yang
mengenal dirinya dan membedakannya dari yang lain.
3. Harga diri yakni menyangkut perasaan bangga
dari anak sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan sesuatu atas usahanya
sendiri. Dia mulai menyelediki dan memuaskan persaan ingin tahunya tentang
lingkungan, memanupulasi dan mengubah lingkungannya itu. Intinya adalah
kebutuhan anak akan otonomi. Hal ini kelihatan dalam tingkah lakunya yang
negative sekitar usia 2 tahun, ketika anak kelihatan menentang segala sesuatu
yang dikehendaki orang tua untuk dilakukannya. Kemudian sekitar usia 6-7 tahun
harga dirinya ditentukkan oleh semangat bersaing dengan kawan-kawan sebayanya.
4. Perluasan diri yakni perasaan keterhubungan
dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak
dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting.
5. Gambaran diri yakni terkait dengan
penanaman-penanaman nilai, tanggung jawab moral, intensi, tujuan dan
pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak. Selain
itu juga, anak dapat melihat dirinya dan pendapat tentang dirinya dan ini dapat
berkembang dari interaksi-interaksi antara orang tua dan anak melalui pujian
dan hukuman yang diberikan kepada anak tersebut.
6. Diri sebagai perilaku sosial yakni anak dapat
belajar bahwa ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses
logis dan rasional dengan aturan-aturan dan harapan yang baru yang ia peroleh
dari teman-temannya ataupun dari gurunya sebagai hasil belajar ketika ia sudah
mulai bersekolah.
7. Propriate striving yakni pembangunan tujuan dan
rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes, distant goals.
Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau
dewasa?” dan “siapakah saya?”
Semuanya merupakan bagian yang sebenarnya dan vital
dari kepribadian. Fungsi-fungsi tersebut sama-sama memiliki suatu arti
fenomenal dan “ makna penting”. Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai
proprium. Proprium itu tidak dibawa sejak lahir, melainkan berkembang karena
usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek dalam perkembangan
proprium. Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri
jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau rasa
bangga. Antara usia 4-6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri
(the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12
tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi
masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah
intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh.
Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut
Allport
Menurut
Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat
yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku
menurut prinsip otonomi fungsional.Kualitas kepribadian yang matang menurut
allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of
self
Adalah kemampuan berpartisipasi dan menikmati
kegiatan dalam jangkauan yang luas, kemampuan diri dan minat-minatnya dengan
orang lain, kemampuan merencanakan masa depan dengan penuh harapan dan rencana,
kemampuan mengerjakan sesuatu secara aktif. Semakin banyak seseorang terlibat
dalam kegiatan maka semakin sehat secara psikologis juga dia.
2. Hubungan hangat/akrab dengan orang lain
Adalah kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan
keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan
menghargai dengan setiap orang atau suatu pemahaman tentang kondisi dasar
manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa)
3. Penerimaan diri/ Keamanan emosional
Adalah kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebihan
dalam hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks)
dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri atau dapat mengontrol emosi mereka,
perasaan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan
penugasan
Adalah kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi.
Mereka memandang dunia mereka secara objektif dan menerima realitas
sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Adalah kapasitas dan
minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian serta tanggung jawab penuh
dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai persoalan tanpa panik,
memiliki dedikasi dan komitmen yang kuat dalam penyelesaiaan tugas dan
keterampilan tersebut.
6. Objektifikasi diri: insight dan humor
Adalah kemampuan diri untuk objektif dan memahami
tentang diri dan orang lain. Orang yang sehat adalah yang terbuka pada pendapat
orang lain, memiliki pandangan yang positif dan memiliki wawasan diri yang
tinggi terhadap dirinya dalam merumuskan suatu gambaran yang objektif. Selain
itu adanya korelasi yang tinggi antara wawasan diri dengan humor, humor tidak
sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada
saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh
tujuan-tujuan dan rencana jangka panjang maka daripada itu dibutuhkannya suatu
nilai-nilai dan suara hati yang kuat untuk dapat mencapai semuanya itu.
Ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
1) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to
experience)
Adalah salah satu dari lima wilayah utama
kepribadian yang ditemukan oleh para psikolog. Keterbukaan aktif melibatkan
imajinasi, estetika sensitivitas, perhatian terhadap perasaan batin, preferensi
untuk berbagai, dan keingintahuan intelektual. Sebagian besar psikometrik
penelitian telah menunjukkan bahwa kualitas ini secara statistik berkorelasi.
Dengan demikian, keterbukaan dapat dipandang sebagai ciri kepribadian global
yang terdiri dari satu set ciri-ciri khusus, kebiasaan, dan kecenderungan yang
berkumpul.
2) Hidup menjadi (existential living)
Sebagian didasarkan pada eksistensial keyakinan
bahwa manusia sendirian di dunia. Perasaan kesendirian ini menyebabkan perasaan
ketakbermaknaan yang dapat diatasi hanya dengan orang itu sendiri menciptakan
nilai-nilai dan makna. Ini menunjukkan bahwa dalam membuat pilihan-pilihan kita
sendiri kita menerima tanggung jawab penuh atas hasil dan menyalahkan siapa pun
kecuali diri kita sendiri jika hasilnya kurang dari apa yang diinginkan.
3) Keyakinan organismik (organismic
trusting)
Mempercayai seseorang pikiran dan perasaan sebagai
sesuatu yang akurat. Lakukan apa yang datang secara alami.
4) Pengalaman kebebasan (experiental freedom)
Untuk mengakui kebebasan seseorang dan bertanggung
jawab atas tindakan sendiri.
5) Kreativitas (creativity)
Beberapa catatan mengenai Teori Allport
Kekurangan Allport pada
persamaan formal sehingga tidak memadai untuk banyak penelitian, gagal
menunjukkan konsep pokok yaitu fungsi otonomi, mengasumsikan adanya
diskontinuitas antara hewan-manusia, masa kanak-kanak dan dewasa, normal dan
abnormal, menekankan keunikan kepribadian, memberikan perhatian yang terlalu
sedikit pada pengaruh sosial, dan faktor situasioanal, serta menggambarkan
manusia pada gambaran terlalu positif.
Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Teori Kepribadian Sehat Menurut Maslow
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian
yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara
penuh (self actualizing person).
Teori Kepribadian Abraham Maslow:
1. Individu
sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang
dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya.
Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai
suatu system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
2. Hirarki
Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua
motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”.
Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat
kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari
kebutuhan tersebut. Ia berpendapat bahwa pada manusia terdapat lima macam
kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
(the physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman
(the safety needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan
memiliki (the love and belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan diri
(the self-esteem needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri
(the self-actualization needs)
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian
yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara
penuh (self actualizing person).
Teori Kepribadian Abraham Maslow:
1. Individu
sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang
dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya.
Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai
suatu system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
2. Hirarki
Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua
motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”.
Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat
kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari
kebutuhan tersebut. Ia berpendapat bahwa pada manusia terdapat lima macam
kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
(the physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman
(the safety needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan
memiliki (the love and belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan diri
(the self-esteem needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri
(the self-actualization needs)
Teori Kepribadian Sehat Menurut Fromm
Fromm memberikan suatu gambaran yang jelas tentang
kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif,
memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia
dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat,
berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib,
dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan tetapi ada salah satu pengertian
dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan sesuatu dan
merupakan hasil yang sangat penting dari individu, yakni diri. Orang-orang
sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan
menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk
kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan
menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan
kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya
individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kerena itu kesehatan
psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika dibandingkan
dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu masyarakat
memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan
permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan
menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu. Suatu masyarakat
membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi
produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan
objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi
sepenuhnya.
Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers
Pendapat Rogers : Memahami dan menjelaskan teori
kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi:
1. Perkembangan
kepribadian “self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers
menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing
individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat dan perilaku.
Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan
seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan kepada
baby sister
2. Peranan
positive regard dalam pembentukan kepribadian
individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah
pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini
penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti
tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers :
Pertama, orang yang sehat secara psikologis akan
lebih mudah beradaptasi Karena orang psikologis bisa melihat dan menilai
sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi. Kedua, manusia
–manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman - pengalaman mereka,
manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan
bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia
masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang.
SUMBER :
Baihaqi,MIF.(2008). Psikologi Pertumbuhan, Kepribadian Sehat Untuk Mengembangkan Optimisme. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4-6.
Lindsay,Gardner. Editor: Sugiyono. 1993. Psikologi Kepribadian 3 Teori-Teori Kepribadian dan
Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta
Lindzey,Gardner and Hall, Calvin, Introduction to Theories of Personalitry,New York: John Wiley & Sons, Inc., 1985
Frankl, Victor E. 2003. Logoterapi Terapi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi Wacana.
Schultz,Duane.(1991). Psikologi Pertumbuhan.Yogyakarta:Penerbit Kanisius
http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/teori-kepribadian-sehat.html
No comments:
Post a Comment